Kamis, 24 Maret 2011

brownies suweg


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.     Latar Belakang
      Dalam sejarah kehidupan manusia kebutuhan manusia dalam bertahan hidup merupakan suatu hal yang amat penting. Manusia bisa bertahan hidup karena membutuhkan apa yang dinamakan dengan pangan. Dengan pangan yang merupakan kebutuhan primer manusia, maka manusia bisa melakukan segala aktivitasnya. Di awali dari sejak manusia memahami pentingnya bertahan hidup (survival of the fittest) maka sejak itu pula manusia menyadari pentingnya ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan terpenuhinya akan kebutuhan pangan yang menjadi sedemikian besar artinya, manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang menyangkut pangan, karena hal ini berkaitan dengan tujuan manusia  dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ketahanan pangan juga merupakan bagian sangat penting dari ketahanan nasional. Kelaparan dan kekurangan pangan merupakan bentuk terburuk dari kemiskinan yang dihadapi rakyat, di mana kelaparan itu sendiri merupakan suatu proses sebab akibat dari kemiskinan.
Oleh sebab itu maka usaha untuk mengembangkan ketahanan pangan tidak dapat dipisahkan dari usaha penanggulangan masalah kemiskinan.Menyinggung tentang ketahanan pangan, maka tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk berkreasi dan berinisiatif, serta kemampuan untuk menyediakan ataupun menghasilkan dan membeli pangan yang tidak mengalami ketergantungan pangan pada pihak manapun.
Dalam kaitannya dengan usaha meningkatkan ketahanan pangan  untuk dapat mengembangkan ketersediaan bahan pangan yang ada, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangannya di era pasar bebas ini tanpa bergantung pada pihak manapun, diperlukan usaha oleh masyarakat itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan pangan. Dengan dasar latar belakang yang telah dipaparkan tersebut di atas maka dalam penyusunan karya ilmiah remaja ini, kami telah mengajukan judul : “ BROWNIES SUWEG”.

1.2    Rumusan Masalah
      Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu :
1.    Apakah umbi suweg dapat dijadikan tepung?
2.    Apakah tepung suweg dapat dijadikan brownies?

1.3    Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a.    Kandungan gizi yang terdapat pada umbi suweg
b.    Untuk mengetahui tentang umbi suweg bisa dibuat tepung
c.    Untuk mengetahui tentang tepung suweg dapat dijadikan brownies

1.4      Pembatasan Masalah
      Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis hanya membatasi tentang kandungan gizi dan kegunaan  umbi suweg serta pengolahannya sebagai tepung dan kue brownies.

1.5      Manfaat Penelitian
      Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang kami lakukan ini sebagai berikut :
a.    Bagi Peneliti :
Menambah wawasan dan pengalaman dalam kegiatan ilmiah, sehingga dapat memudahkan penulisan karya ilmiah remaja yang sedang digalakkan.
b.    Bagi Sekolah :
Sebagai ajang kreatifitas dan aktivitas para siswa dalam mengembangkan bakat dan minat yang sesuai dengan kemampuannya.
c.    Bagi Pendidik/Guru :
Diharapkan dapat memberi motivasi para peserta didik agar mampu melakukan penelitian sehingga dapat menghasilkan karya ilmiah yang berguna bagi dunia pendidikan dan dapat menambah khasanah ilmu.
d.    Bagi Masyarakat :
Sehingga dapat menciptakan sumber pangan baru yang mempunyai nilai gizi tinggi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1      Kajian Teori / Landasan Teori
2.1.1 Umbi  Suweg
       Suweg merupakan umbi-umbian yang masih dianggap remeh oleh masyarakat Indonesia karena rasa gatal yang dirasakan saat mengkonsumsinya.Suweg mempunyai nama latin yaitu Amorphophallus campanulatus merupakan salah satu family dari bunga bangkai (Amorphophallus titanum ) . Di beberapa wilayah, suweg juga dikenal dengan nama iles-iles (bahasa sunda), dan juga porang (bahasa jawa).
Suweg merupakan tumbuhan herba yang menahun, batangnya berbentuk tegak, lunak halus dan berwarna hijau belang-belang putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil berwarna cokelat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan suweg. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah. Umbi suweg yang telah masak beratnya bisa mencapai 3 – 5 Kg.
Suweg sangat bermanfaat  untuk menekan peningkatkan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik. Selain itu suweg juga berperan sebagai serat pangan dengan jumlah tinggi dapat memperkuat pertahanan tubuh  pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis. Sebagai serat pangan suweg memiliki hal-hal sebagai berikut :


2.1.2      Kandungan gizi yang terdapat pada umbi suweg
Suweg per 100 gram memiliki kandungan gizi antara lain:
·      69 Kalori
·      Protein 1,0 gr
·      Lemak 0,1 gr
·      Karbohidrat 15,7 gr
·      Kalsium 62 mg
·      Fosfor 41 mg
·      Besi 4,2 mg
·      Vitamin B1 0,07 mg
·      Air 82 gr
·      Bagian yang dapat Dimakan 86 %
2.1.3      Segi medis umbi suweg mempunyai kegunaan, diantaranya :
v Untuk obat bisul → 7 gram umbi segar dicuci bersih terlebih dahulu, diparut, dibalurkan pada daerah yang sakit.
v Luka baru/terkena bias → 7 gram umbi segar dicuci bersih terlebih dahulu, diparut, dibalurkan pada daerah luka.
v Radang kulit bernanah( piodermi) → akar dan daun dicuci bersih, lumat, temple pada daerah yang bernanah.
v Sakit gigi / mata → 13 gram bunga kering direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas air. Minum 2X sehari masing-masing ½ gelas.
v Batuk 100 hari (pertusis) → 17 gram bunga kering direbus dengan 2 gelas air gelas hingga mendidih dan tersisa 1 gelas air. Minum 2X sehari masing-masing ½ gelas.
v Sariawan dan kejang → 13 gram bunga kering direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas air. Minum 2X sehari masing-masing ½ gelas.
v Infeksi dan radang saluran nafas bag.atas dan radang tenggorokan → 13 gram bunga kering direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas air. Minum 2X sehari masing-masing ½ gelas.

2.2      Hipotesis
      Menurut Arikunto, S (1997:64), bahwa kata hipotesa berasal dari dua penggalan kata yaitu “ Hipo” yang artinya di bawah dan “Thesa” yang artinya kebenaran. Jadi hipotesa adalah suatu jawaban yang bersifat sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran)
Dalam penelitian ini kami mengambil hipotesis sebagai berikut:

a.    Hipotesis kerja (Ha)
1.    Umbi Suweg bisa digunakan menjadi tepung.
2.    Tepung suweg bisa digunakan menjadi kue brownies.
b.    Hipotesis Nihil (Ho)
1.    Umbi suweg tidak bisa dijadikan tepung.
2.    Tepung suweg tidak bisa dijadikan kue brownies
      Berdasarkan Kajian-kajian teori dan rumusan permasalahan yang telah kami tentukan, maka diduga:
“Umbi suweg bisa dijadikan tepung dan kue brownies”.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1          Jenis Penelitian
      Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian dalam pembuktian kegunaan umbi suweg sebagai bahan makanan yang berupa tepung. Sehingga jenis penelitian ini merupakan tindakan pembuktian yang harus dilakukan dengan proses.

3.2          Rancangan penelitian
Adapun rancangan penelitian meliputi
1.         Jadwal penelitian
Adapun jadwal penelitian yang kami laksanakan adalah pada tanggal 13-25 Pebruari 2011.
Tabel 1
No
Tanggal
Kegiatan
1
13-02-2011
Pencarian informasi tentang Umbi Suweg
2
14-02-2011
Pencarian informasi tentang Umbi  Suweg
3
15-02-2011
Pencarian Umbi Suweg
4
16-02-2011
Pencarian Umbi Suweg
5
17-02-2011
Pengolahan Umbi Suweg menjadi tepung
6
18-02-2011
Pengolahan Umbi Suweg menjadi tepung
7
19-02-2011
Pembuatan tepung suweg menjadi kue brownies
8
20-02-2011
Survei tentang kue brownies dari Tepung Suweg
9
21-02-2011
Menyusun karya ilmiah
10
22-02-2011
Menyusun karya ilmiah
11
23-02-2011
Menyusun karya ilmiah

3.3          Metode Penelitian
      Agar dapat memperoleh data-data dan informasi yang tepat dan dapat dipercaya kebenarannya, yang sesuai pula dengan tujuan penelitian, maka kami menggunakan beberapa  metode:
1)    Metode observasi.
Dalam menggunkan metode observasi ini langkah-langkah yang ditempuh adalah :
Teknik Pengamatan langsung
      Kami terjun langsung dalam mencari bahan yang bernama suweg kemudian bertanya pada sumber yang mengetahui banyak tentang suweg baik dalam penggunaannya dan manfaatnya serta mengetahui cara pengolahan umbi suweg.
2)    Metode Interview
      Untuk dapat menambah wawasan tidak hanya cukup dengan menggunakan metode observasi saja. Kami menambah wawasan dan pengetahuan kami melalui wawancara untuk menerapkan metode interview. Adapun teknik yang kami tempuh adalah sebagai berikut :
·            Teknik Wawancara
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lengkap antara lain:
a.    Bahan pangan yang bernama suweg.
b.    Kegunaan/manfaat suweg.
c.    Hasil olahan suweg.
3)    Teknik Studi Pustaka
      Pada teknik ini kami mencari informasi dengan membaca buku-buku tentang tanaman umbi-umbian, nama umbi, kegunaannya dan hasil olahan umbi. Selain itu kami juga  mencari sumber-sumber penunjang sebagai pelengkap pengetahuan kami baik melalui koran dan majalah maupun artikel di internet.

3.4          Populasi dan Sampel
      Keseluruhan obyek yang akan diteliti dinamakan populasi, sebagaimna yang dikemukakan oleh Arikunto (1991:102) “populasi adalah keseluruhan subjek dari penelitian”. Sedangkan menurut Sudjana (1992:5) memberikan pengertian tentang populasi sebagai berikut : “ populasi adalah hasil dari perhitungan atau mengukur, kualitas maupun kuantitas dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”.
      Menurut lembaga penelitian IKIP Malang (1997:59) populasi berkaitan erat dengan sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel menurut Arikunto (1993:104) adalah sebagaian atau wakil dari populasi yang diteliti.
3.5          Sasaran Penelitian/Objek Penelitian
Dalam penelitian ini kami memilih umbi suweg sebagai objek penelitian untuk dijadikan tepung sebagai alternatif bahan pangan.
3.6          Alat dan Bahan

Alat-alat yang kami siapkan antara lain          :
1.    Cangkul                                                              
2.    Pisau
3.    Mesin penggiling
4.    Ember 3 buah 
5.    Tampah/nipah (basa jawanya tempeh)
6.    Sarung tangan
7.    Ayakan
8.    Pasrah
9.    Saringan kelapa
10.  Plastik

Bahan-bahan yang kami sediakan     :
1.    Suweg                             →                    2 buah
2.    Garam                             →                    5 kotak ( ½ kg)
3.    Endapan air kapur           →                    1 ember
4.    Air                                                →                    2 ember
3.7          Prosedur Pelaksanaan Penelitian

3.7.1      Perencanaan
Pada tahap ini penelitian dilaksanakan pada tanggal 13-23 Pebruari 2011. Tempat : SMAN NGORO

3.7.2      Tahap Tindakan
Pada tahap tindakan ini kami melakukan kegiatan dalam proses pembuatan tepung dari umbi suweg.

3.7.2.1      Pembuatan tepung suweg
Cara kerja Pembuatan tepung suweg :
1.      Menyiapkan garam yang dimasukkan pada 1 ember air dan diberi label A.
2.      Menyiapkan endapan air kapur yang telah di beri label B. Gambar 1.1
3.      Menyiapkan 2 buah suweg ukuran sedang,  (masing – masing  2 Kg). Gambar 1.2
4.      Suweg dikupas sampai buah terlihat putih kecoklatan (pada saat pengupasan keadaaan tangan harus steril dan mengunakan sarung tangan). Gambar 1.3
5.      Suweg yang telah dikupas dicuci sampai bersih. Gambar 1.4
6.      Suweg dipasrah. Gambar 1.5
7.      Suweg yang telah dipasrah direndam dalam ember A, selama 4 menit. Gambar 1.6
8.      Setelah 4 menit, suweg direndam dalam ember B,  selama 5 menit. Gambar 1.7
9.      Kemudian suweg dicuci bersih dengan air jernih yang mengalir, dan ditiriskan.
10.    Suweg yang telah ditiriskan, dijemur dibawah terik matahari selama ± 2 hari.
11.    Proses pengambilan suweg harus benar – benar kering, dan teksturnya harus mengeras, kurang lebih kadar air yang terkandung 0,1 %.
12.    Suweg yang telah dijemur, digiling sampai halus.
13.    Kemudian suweg yang telah halus tadi, diayak sampai + 3 kali proses pengayakan hingga tekstur butiran suwegnya benar – benar halus seperti tepung.
14.    Tepung hasil pengayakan gambar 1.8
15.    Tepung yang sudah jadi siap dipasarkan dibungkus dengan menggunakan plastik.

3.7.2.2      Pembuatan kue brownies
Cara pembuatan kue brownies dari tepung suweg :
Alat :
1.      Mixer
2.      Baskom                        2 buah
3.      Loyang
4.      Cetakan kue
5.      Panci
6.      Sendok makan
7.      Sendok the
8.      pengaduk kue

Bahan :
1.      3 butir telur
2.      60 gram gula pasir
3.      ½ sdt garam
4.      1 sdt ovalet / sp
5.      ¼ sdt pelembut kue
6.      ½ sdm baking powder
7.      100 gram coklat batang (dcc)
8.      20 gram coklat bubuk
9.      100 gram tepung suweg
10.    2 sdm susu kental manis
11.    1 cap santan kara
12.    3 sdm mentega

Cara pembuatan :
1.      2 buah baskom diberi label A dan B
2.      Pada baskom A, tuangkan 3 butir telur, 60 gram gula pasir, ½ sdt garam, 1 cap santan kara, mixer sampai terlihat halus + selama 2 menit dan sisihkan.
3.      Terlebih dahulu lelehkan coklat batang dengan mentega sampai cair, sisihkan.
4.      Pada baskom B, ayak semua bahan kering hingga mencapai butiran-butiran halus
5.      Tuangkan Baskom B ke baskom A, setelah itu aduk rata kurang Lebih 5 menit.
6.      Setelah tercampur rata, baru adonan tadi diberi lelehan coklat beserta susu kental manis.
7.      Tuangkan adonan tersebut ke dalam cetakan yang telah diolesi dengan margarine.
8.      Kukus selama  ±20 menit tak lupa diberi pandan sebagai penambah aroma.
9.      Brownies telah siap untuk disajikan. Gambar 1.9


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
      Untuk memperoleh hasil dari suatu penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka perlu diadakan pembuktian dalam penelitian. Hal ini berkaitan dengan adanya hipotesa yang diajukan yaitu di hipotesa kerja (Ha) dan hipotesa nihil (Ho). Karena kami ingin membuktikan kebenarannya maka kami lakukan kegiatan dalam pembuatan tepung dari umbi suweg. Dalam proses pembuatan kami lakukan pengamatan pada umbi suweg sebelum dan sesudah diolah menjadi tepung. Dari hasil pengamatan dalam proses pembuatan tepung yang kami lakukan dapat diperoleh gambaran atau data sebagai berikut :

4.1        Pengamatan
4.1.1      Tabel 2 Pengamatan
Hasil yang dapat diamati
Hasil pengamatan
Sebelum direndam dengan air garam dan air kapur
Sesudah direndam dengan air garam dan air kapur
Rasa
Terasa gatal
Gatal hilang
Bentuk
Lunak
Agak keras
Warna
Oranye
Oranye kecoklatan

      Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa umbi suweg yang belum direndam dengan air garam dan air kapur masih ada rasa gatal, bentuknya masih lunak serta warnanya oranye.
Umbi suweg yang sudah direndam dengan air garam dan air kapur rasa gatalnya menjadi hilang, warnanya menjadi oranye kecoklatan serta bentuknya agak keras.
Kami memanfaatkan air garam dan air kapur untuk membuat rasa umbi suweg menjadi lebih netral. Sehingga dapat mempermudah proses pembuatan umbi suweg menjadi tepung.



4.1.2      Tabel 3 Hasil Survei
Hasil survei
Hasil prosentase
Suka
80 %
Tidak suka
20 %



      Dari hasil survey di atas, dapat disimpulkan bahwa peminat kue brownies dari tepung suweg lebih tinggi prosentasenya dari pada

BAB V
PENUTUP
5.1          Kesimpulan
Dari hasil penelitian kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.    Umbi suweg dapat dimanfaatkan sebagai tepung.
2.    Tepung umbi suweg dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tepung terigu dalam pembuatan kue brownies.
5.2          Saran
      Berdasarkan pengalaman dalam penelitian yang menjadikan suweg sebagai objek penelitian, kami berharap jika karya ilmiah ini bisa jadi bahan acuan dalam memanfaatkan tanaman-tanaman lain selain umbi suweg sebagai alternativ bahan pangan dan sebagai lapangan kerja bagi remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Pitojo, Setijo.2007. Seri Budidaya Suweg. Kanisius : Yogyakarta.
http:// id.wikipedia.org/ http://berita.Kapanlagi.com
Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Bina Aksara


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar